Selasa, 10 April 2012

Peranan ASI Dalam Mencegah Obesitas Anak


 
Bundaaa... Ibu Deepa mo berbagi info lg nih mengenai manfaat ASI lainnya, yaitu mencegah obesitas anak. Pengalaman saya bersama ibu-ibu lainna yang memberikan ASI eksklusif untuk buah hati hampir sama, yaitu jarang menjumpai baby ASI yang terlalu gendut. Untuk ibu-ibu yang belum mengetahui hal ini, pasti akan mengira anak-anak ASI eksklusif kekurangan gizi, karena umumna anak-anak/baby di Indonesia, dinilai sehat dan lucu jika baby tersebut terlihat gendut... 

Suatu fenomena yang sedikit aneh menurut saya, ibuna pengen punya badan langsing, tapi malah berlomba-lomba buat anak jd gendut??? Obesitas saat ini memang menjadi masalah yg sangat serius, karena gaya hidup yang kurang sehat, terlebih di perkotaan. Mari berikan ASI eksklusif untuk mengurangi resiko obesitas pada buah hati kita nanti. Tulisan ini Ibu Deepa ambil dari aimi-asi.org.


Angka kejadian obesitas pada anak sangat meningkat beberapa dekade terakhir. Data di Amerika menunjukkan 10,4% anak usia 2-5 tahun mengalami kelebihan berat badan, 15,3% pada anak 6 sampai 11 tahun, dan 15,5 % pada anak usia 12 sampai 19 tahun (Ogden et al. 2002). Kelebihan berat badan pada anak cenderung akan terbawa terus sampai anak tersebut dewasa; 77 % anak dengan berat badan berlebih akan menjadi orang dewasa yang juga kelebihan berat badan (Freedman et al. 2001). 

Apa bahaya obesitas? Obesitas merupakan faktor risiko penting pada penyakit kanker, penyakit jantung dan hipertensi, diabetes, batu empedu, serta penyakit ginjal. Mencegah anak mengalami obesitas/overweight merupakan salah satu investasi penting yg dapat orang tua lakukan untuk kesehatan anaknya di masa mendatang.

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa menyusui dapat secara bermakna menurunkan risko serta mencegah anak dari berat badan berlebih dan obesitas.
Bayi yang diberi ASI memiliki kadar lemak yang lebih rendah dibandingkan bayi dengan susu formula. Pada usia 5-6 tahun, anak yg tidak pernah mendapat ASI memiliki angka obesitas 4.5%, jauh lebih tinggi dibandingkan bayi yg mendapat ASI lebih dari 12 bulan, yang memiliki angka obesitas hanya 0,8% (von Kries et al. 1999). 

Bayi yang disusui oleh ibunya belajar mengendalikan jumlah ASI dan kalori yang dikonsumsinya dibandingkan bayi yg minum dengan botol, yg biasanya lebih sering “ditarget” untuk menghabiskan isi botol sekalipun telah merasa kenyang. Selain itu, kandungan susu formula yg padat energi dapat merangsang sistem endokrin untuk mengeluarkan lebih banyak insulin dan growth factor sehingga meningkatkan kadar lemak tubuh pada bayi tersebut. (Hediger et al. 2001).

Disarikan dari berbagai sumber.

1 komentar: